BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asma bronchial adalah penyakit jalan
nafas obstruktif intermitten, reversibel dimana trakheobronkhial berespon
secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.
Asma bronchial adalah suatu penyakit
dengan ciri meningkatnya respon trachea dan bronkhus terhadap berbagai
rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan
derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan.
(The American Thoracic Society, 1962).
.
B.
Batas Lingkup Laporan
Dari sekian
kasus yang ada dengan Asma yang ada di
ruang IGD Puskesmas Gunung Lingkas Tarakan. Maka penulis membatasi masalah dengan
mengambil satu kasus Asma pada Tn. S yang dilakukan pada tanggal 22 juli 2013.
C.
Tujuan Penulisan Laporan
Agar penulis
dapat melaksanakan asuhan pada pasien dengan asma Agar penulis mampu
menjelaskan pengertian dari febris
1. Agar
mampu menyebutkan faktor penyebab
2. Agar
mampu melaksanakan pengkajian-pengkajian pada pasien dengan asma
3. Agar
mampu merumuskan diagnosa
4. Agar
mampu menetapkan rencana asuhan
5. Agar
mampu mengevaluasi
D.
Manfaat Penulisan Laporan
1. Menambah
pengetahuan tentang asma
dalam memberikan asuhan
2. Dapat
memperoleh pengalaman yang nyata
3.
Penulis dapat
mebandingkan antara teori dan praktik tentang febris
BAB II
TINJAUAN KASUS
A.
Format
Laporan Kasus
Nama Mahasiswa : Yovinia Intan Idris
NPM :
12701010059
Ruangan : IGD Puskesmas Gunung Lingkas
Pengkajian diambil
tanggal : 22- juli-2013
A. IDENTITAS
1) Nama : Tn. S
2) Tempat,
Tanggal Lahir : -
3) Umur : 51 thn
4) Jenis
kelamin : Laki-laki
5) Agama/Suku : Islam / Bugis
6) Pendidikan : SMA
7) Pekerjaan : -
8) Alamat
Pasien : Markoni RT. 19 Pemusian
Alamat
keluarga yang bisa dihubungi : -
Telepon : -
Hubungan
dengan pasien : -
Diagnosa Medik : sesak
Nafas
Anamnesa
Keluhan
Utama : sesak nafas
Riwayat Penyakit Dahulu : asma
B. PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan
Sakit
Pasien
tanpak sakit sedang
Alasan : lemah,tampak
pucat.
Tanda-tanda
Vital
a. Kesadaran : Compos
Mentis
b. Tensi :
170/30 mmHg
c. Nadi :
92x/menit
d. Suhu :
35,4°C
e. Frek.
Pernapasan : 26x/menit
f. Hal
mencolok yang ditemukan : -
2) Pemeriksaan
Sistematik
a. Rambut
-
Hitam, lurus, tidak berketombe
b. Hidrasi
Kulit
-
Klien tidak dehidrasi
c. Palpebrae
-
Tidak ada nyeri tekan
d. Cornea,
Sclera dan Conjungtiva
-
Cornea tidak ada
kelainan
-
Sklera tidak ada
ikterus
-
Konjungtiva tidak
anemis, tidak ada lesi
e. T.I.O
Tidak dilakukan pemeriksaan
f. Pupil
dan reflex cahaya
-
Pupil isokhor
g. Visus
-
Visus kiri 6/6
-
Visus kanan 6/6
h. Hidung
-
Klien dapat membedakan
bau
-
Tidak terdapat sekresi
mukosa
-
Tidak ada edema
-
Menggunakan pernapasan
cuping hidung
-
Tidak ada kelainan
i. Telinga
(Pinna, canalis, membrana tympani)
j. Test
Pendengaran
Kiri
|
Kanan
|
|
R
|
_
|
_
|
W
|
_
|
_
|
S
|
_
|
_
|
Kesimpulan:
tidak dilakukan pemeriksaan
k. Rongga
mulut, gigi-geligi, lidah, tonsil, pharynx
-
Bibir merah agak
coklat, simetris, kering dan tidak ada lesi
-
Lidah merah muda dan bersih
-
Tonsil : T. 0
-
Pharynx : -
l. Kelenjar
Getah Bening
-
Tidak ada nyeri tekan
-
Tidak ada edema dan
kelainan
m. Kelenjar
Tiroid
-
Tidak terdapat
pembesaran kelenjar tiroid
-
Tidak terdapat
peninggian vena jugularis
n. Kaku
kuduk/tengkuk : (-) Negative
o. Thorax
dan Pernapasan
Inspeksi : bentuk
thorax : simetris (Normal Chest)
Stridor +/- : -
Frekuensi : 26x
/ menit
Palpasi : Vocal
fremitus : Normal
Perkusi : batas
paru hepar : sonor
Kesimpulan : Normal
Auskultasi : suara
napas : Bising / sesak
Suara ucapan : -
Suara tambahan : Wizing
p. Pemeriksaan
Jantung
Inspeksi : ictus
cordis : berada di ICS-5
Palpasi : ictus
cordis : teraba normal
Perkusi : batas
atas jantung : ICS 2-3 Pekak
Batas kanan
jantung : ICS 4 pekak
Batas kiri
jantung : ICS 5 pekak
Auskultasi : A/BJ
II-A : tunggal
P/BJ II-P : tunggal
T/BJ I-T : tunggal
M/BJ I-M : tunggal
BJ III
(+)/(-)/irama gallop (+)/(-)
Bising jantung/murmur
: (+)/(-)
Tempat :
Grade :
q. Pemeriksaan
Abdomen
Inspeksi : Bentuk : simetris flat
Bayangan vena : tidak terlihat
bayangan vena
Benjolan/massa : tidak terdapat benjolan
Kulit abdomen : normal, tidak ada lesi
Auskultasi : peristaltik : 17 x/mnt
Palpasi : tanda
nyeri : nyeri tekan di
prosesus sipodeus
Massa : tidak ada massa
Hidrasi kulit : tidak ada hidrasi kulit
R.Epigastrika : adanya nyeri tekan
Titik Mc.Burney : tidak ada nyeri tekan
Hepar : tidak ada pembesaran
hati
Lien : tidak ada
pembesaran lien
r. Kelenjar
Limfe Inguinal, Genitalia, Anus
Kelenjar
limfe : tidak dilakukan
pemeriksaan
Genitelia
eksterna : tidak dilakukan pemeriksaan
Anus : tidak
dilakukan pemeriksaan
s. Lengan
dan Tungkai
Edema : tidak dilakukan
pemeriksaan
Rentang
gerak : tidak dilakukan
pemeriksaan
Kekuatan otot : tidak dilakukan pemeriksaan
Refleks
fisiologik : -
Refelks
patologik : - Babinski : -
Kulit : keriput
dan tidak ada lesi
t. Collumna
Vertebralis
Inspeksi : kelainan bentuk : -
Palpasi : nyeri tekan : -
Tempat :
-
B. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
C. TERAPI ATAU TINDAKAN YANG DILAKUKAN
C. Tinjauan Teori Kasus
A.
Pengertian
Asma bronchial adalah penyakit jalan
nafas obstruktif intermitten, reversibel dimana trakheobronkhial berespon
secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.
Asma bronchial adalah suatu penyakit
dengan ciri meningkatnya respon trachea dan bronkhus terhadap berbagai
rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya
dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan. (The
American Thoracic Society, 1962).
B. Etiologi
Ada beberapa hal yang merupakan
faktor timbulnya serangan asma bronkhial:
1.
Genetik
Yang diturunkan adalah bakat alergi
meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya. Penderita dengan penyakit
alergi biasanya mempunyai keluarga dekat yang juga menderita penyakit alergi.
Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma
bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus.
2.
Alergen
Alergen dapat dibagi menjadi 3
jenis, yaitu:
a.
Inhalan, yang masuk melalui saluran
pernapasan. Contoh: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri,
dan polusi.
b.
Ingestan, yang masuk melalui mulut.
Contoh: makanan dan obat-obatan
c.
Kontaktan, yang masuk melalui kontak
dengan kulit. Contoh: perhiasan, logam, dan jam tangan.
3.
Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan
yang dingin sering mempengaruhi asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan
musim, seperti musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan
dengan arah angin, serbuk bunga, dan debu.
4.
Stress
Stress/gangguan emosi dapat menjadi
pencetus asma dan memperberat serangan asma yang sudah ada. Penderita diberikan
motivasi untuk menyelesaikan masalah pribadinya karena jika stressnya belum
diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
5.
Olah raga/aktivitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita akan
mendapat serangan jika melakukan aktivitas jasmani atau olahraga yang berat.
Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma.
C.
Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, asma
bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu:
1.
Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergi yang
disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk
bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotik dan aspirin), dan spora jamur.
Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap
alergi.
2.
Intrinsik (non alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non
alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak
diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi
saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering
sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronis
dan emfisema. Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan.
3.
Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma
ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik.
D.
Patofisiologi
Obstruksi saluran napas pada asma
merupakan kombinasi spasme otot bronkus, sumbat mukus,edema dan inflamasi
dinding bronkus.obstruksi bertambah berat selama ekspirasi karena secara
fisiologis saluran napas menyempit pada fase tersebut.Hal ini mengakibatkan
udara distal tempat terjadinya obstruksi terjebak tidak bisa di
ekspirasi.Keadaan hiperinflasi ini bertujuan agar saluran napas tetap terbuka
dan pertukaran gas berjalan lancar.Penyempitan saluran napas dapat terjadi baik
pada saluran napas yang besar,sedang,maupun kecil.Gejala mengi menandakan ada
penyempitan di saluran napas besar,sedangkan pada saluran napas yang kecil
gejala batuk dan sesak lebih dominan dibanding mengi.Penyempitan saluran napas
pada asma akan menimbulkan hal-hal sebagai berikut:
1.
Gangguan ventilasi berupa
hipoventilasi
2.
Ketidakseimbangan ventilasi perfusi
dimana distribusi ventilasi tidak setara dengan sirkulasi darah paru
3.
Gangguan difusi gas di tingkat
alveoli
Ketiga faktor tersebut akan
mengakibatkan:
1. Hipoksemia
2. Hiperkapnia
3. Asidosis respiratorik pada tahap
yang sangat lanjut
E.
Manifestasi Klinis
Biasanya pada penderita yang sedang
bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis, tapi pada saat serangan penderita
tampak bernafas cepat dan dalam, gelisah, duduk dengan menyangga ke depan,
serta tanpa otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras. Gejala klasik:
sesak nafas, mengi (wheezing), batuk, dan pada sebagian penderita ada yang
merasa nyeri di dada. Pada serangan asma yang lebih berat, gejala yang timbul
makin banyak, antara lain: silent chest, sianosis, gangguan kesadaran,
hiperinflasi dada, takikardi, dan pernafasan cepat-dangkal. Serangan asma
sering terjadi pada malam hari.
F.
Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin
timbul adalah:
1. Status
asmatikus adalah setiap serangan asma berat atau yang kemudian menjadi berat
dan tidak memberikan respon (refrakter) adrenalin dan atau aminofilin suntikan
dapat digolongkan pada status asmatikus. Penderita harus dirawat dengan terapi
yang intensif.
2.
Atelektasis adalah pengerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat
penyumbatan saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau akibat pernafasan
yang sangat dangkal.
3.
Hipoksemia adalah tubuh kekurangan oksigen
4. Pneumotoraks
adalah terdapatnya udara pada rongga pleura yang menyebabkan kolapsnya paru.
5. Emfisema adalah
penyakit yang gejala utamanya adalah penyempitan (obstruksi) saluran nafas
karena kantung udara di paru menggelembung secara berlebihan dan mengalami
kerusakan yang luas.
G.
Penatalaksanaan
Prinsip umum pengobatan asma
bronkhial adalah:
1.
Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segera
2.
Mengenal dan menghindari
faktor-faktor yang dapat mencetuskan serangan asma
3.
Memberikan penerangan kepada penderita atau keluarganya mengenai penyakit asma.
Meliputi pengobatan dan perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengerti
tujuan pengobatan yang diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau perawat
yang merawat.
-
Pengobatan
Pengobatan pada asma bronkhial
terbagi 2, yaitu:
1)
Pengobatan non farmakologik
a.
Memberikan penyuluhan
b.
Menghindari faktor pencetus
c.
Pemberian cairan
d.
Fisioterapi
e.
Beri O₂ bila perlu
2)
Pengobatan farmakologik
- Bronkodilator: obat yang
melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2 golongan:
a.
Simpatomimetik/andrenergik (adrenalin dan efedrin)
Nama obat: Orsiprenalin (Alupent),
fenoterol (berotec), terbutalin (bricasma).
b.
Santin (teofilin)
Nama obat: Aminofilin (Amicam supp),
Aminofilin (Euphilin Retard), Teofilin (Amilex)
Penderita dengan penyakit lambung
sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini.
- Kromalin
Kromalin bukan bronkodilator tetapi
merupakan tetapi merupakan obat pencegah serangan asma. Kromalin biasanya
diberikan bersama-sama obat anti asma yang lain dan efeknya baru terlihat
setelah pemakaian 1 bulan.
- Ketolifen
Mempunya efek pencegahan terhadap
asma seperti kromalin. Biasanya diberikan dosis 2 kali 1 mg/hari. Keuntungan
obat ini adalah dapat diberikan secara oral.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
1. Data Pasien
·
Nama
: Tn. S
·
Umur : 51 Tahun
·
Jenis
kelamin : Laki-laki
·
Agama : Islam /
Bugis
·
Pendidikan : -
·
Pekerjaan : -
·
Alamat : Markoni
RT. 19 Pemusian
·
Status
perkawinan : kawin
·
Suku
bangsa : -
·
Nomor
register :
·
Tanggal
MRS :-
·
Diagnosa
medis : Asma
2. Riwayat Kesehatan
·
Keluhan
Utama :
Sesak nafas
·
Riwayat
Kesehatan Sekarang :
Asma
·
Riwayat
kesehatan yang lalu :
Asma
·
Riwayat
kesehatan keluarga :
Anggota
keluarga tidak memiliki riwayat penyakit tertentu
3.
Pemeriksaan
Fisik
·
Keadaan
umum : pasien tampak lemah
·
Kesadaran
: compos mentis.
·
Kepala
: beruban,panjang
dan lurus dengan penyebara tidak merata
·
Mata
: letak
simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
·
Hidung
:pernapasan
menggunakan cuping hidung ,tidak ada polip, bersih.
·
Mulut
: tidak ada
stomatis, bibir tidak kering.
ü Gigi : kotor dan terdapat
terdapat karies
ü Lidah :kotor
·
Telinga
: Pinna, canalis,
membrana tympani
·
Leher
: tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid
·
Dada
: simetris,
pernapasan vesikuler
·
Abdomen
: nyeri tekan di
epigastrum
·
Ekstremitas
:
ü Atas :tangan kanan terpasang infus dan
dapat beraktifitas sendiri
ü Bawah :tidak ada lesi, tidak ada edema
·
Anus
: tidak
dilakukan pemeriksaan
·
Tanda-tanda
vital:
ü Tekanan darah :170/30
ü Nadi :92x/menit
ü Suhu : 35,4°C
ü Pernapasan :26x/menit
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penyakit
Asma (Asthma) adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran
pernafasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi)
dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang
akhirnya seseorang mengalami sesak nafas. Adapun tanda dan gejala penyakit asma
diantaranya :
Pernafasan
berbunyi (wheezing/mengi/bengek) terutama saat mengeluarkan nafas (exhalation).
Tidak semua penderita asma memiliki pernafasan yang berbunyi, dan tidak semua
orang yang nafasnya terdegar wheezing adalah penderita asma
-Adanya sesak nafas sebagai akibat
penyempitan saluran bronki (bronchiale).
-
Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin.
-
Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit.
-
Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara karena
kesulitannya dalam mengatur pernafasan.
Langkah
tepat yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan asma adalah menjauhi
faktor-faktor penyebab yang memicu timbulnya serangan asma itu sendiri
DAFTAR
PUSTAKA
Mansjoer, Arif.2000.Kapita
Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta : EGC
Price,Sylvia
Anderson.2005.patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit.edisi 6.
Volume 2. Jakarta : EGC
Price,Sylvia
Anderson.2005.patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit.edisi 6.
Volume1. Jakarta : EGC
Smeltzer,
Suzanne C.2001.buku ajar keperawatan medical bedah brunner & suddarth.
Jakarta :EGC
Somantri,
Irman.2009.asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan system pernafasan.
Jakarta : salemba medika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar