Sabtu, 03 Agustus 2013

ANC (antenatal care)



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seorang ibu hamil membutuhkan informasi tentang kehamilannya itu baik ibu yang mengandung dan janin yang ada dalam kandungannya. Maka perlunya pengawasan dan pendidikan yang diberikan oleh seorang petugas kesehatan kepada ibu hamil. Petugas kesehatan ini kemudian di jadikan sebuah program yang di sebut Antenatal care. Program ini sebuah program untuk mengarahkan dan memberikan informasi tentang hal-hal yang harus dilakukan seorang ibu hamil agar janin nya tetap sehat dan terjadi kelahiran normal bagi bayi.
B. Rumusan Masalah
Dari pembahasan ini kita bias menarik sebuah rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan anternatal care?
2. Apakah tujuan program anternatal care?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Antenatal Care
ANC adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memantau keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti oleh upaya koreksi terhadap penyimpanan yang ditemukan.Menurut Maternal Neonatal Health asuhan antenatal atau yang dikenal antenatal care merupakan prosedur rutin yang dilakukan oleh petugas (dokter/bidan/perawat)dalam membina suatu hubungan daalm proses pelayanan pada ibu hamil untuk persiapan persalinan.
Dengan memberikan asuhan antenatal care yang baik akan menjadi salah satu tiang penyangga dalam safe motherhood dalam usaha menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu.
B. Tujuan Dari Antenatal Care
Tujuan dari ANC adalah sebagai berikut :
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi.
3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakti secara umum, kebidanan dan pembedahan
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempesiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
Menurut Depkes RI(1994) tujuan ANC adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat.
Menurut Rustam Muchtar (1998) adalah :Tujuan umum adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
Tujuan khusus adalah
1. Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan,persalinan,dan nifas.
2. Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin diderita sedini mungkin.
3. Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak.
4. Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
Menurut Hanifa Wiknjosastro (1999) tujuan ANC adalah menyiapkan wanita hamil sebaik-baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan, dan masa nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.
Sedangkan menurut Manuaba (1998) secara khusus pengawasan antenatal bertujuan untuk:
1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, persalinan, dan nifas.
2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, kala nifas.
3. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

C. STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN (7 T)
Adapun Standar Pelayanan Kebidanan (7 T) adalah sebagai berikut:
1. Timbang berat badan
2. Ukur Tekanan darah
3. Ukur Tinggi fundus uteri
4. Pemberian imunisasi TT lengkap
5. Pemberian Tablet zat besi,minimal 90 tablet selam masa kehamilan dan bisa diberiakan pada masa nifas 30 tablet
6. Tes penyakit menular seks (PMS)
7. Temu wicara

D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN
Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan, yaitu faktor fisik, faktor psikologis dan faktor sosial budaya dan ekonomi.
Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin, atau poliklinik kebidanan. Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Ante Natal Care (ANC) tersebut adalah :
1. Memantau kemajuan kehamilan. Dengan demikian kesehatan ibu dan janin pun dapat dipastikan keadaannya.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu, karena dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan (bidan atau dokter) akan selalu memberikan saran dan informasi yang sangat berguna bagi ibu dan janinnya
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan janinnya
4. Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan mengenali kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan dan persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan lancar, seperti yang diharapkan semua pihak
5. Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan persalinan dapat berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas pun dapar berjalan dengan lancar
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa salah satu faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat setelah melahirkan tanpa kekurangan suatu apa pun
Karena manfaat memeriksakan kehamilan sangat besar, maka dianjurkan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin di tempat pelayanan kesehatan terdekat.
Selain itu status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi si ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan.
Yang harus diperhatikan adalah ibu hamil harus banyak mengkonsumsi makanan kaya serat, protein (tidak harus selalu protein hewani seperti daging atau ikan, protein nabati seperti tahu, tempe sangat baik untuk dikonsumsi) banyak minum air putih dan mengurangi garam atau makanan yang terlalu asin.
Faktor Psikologis yang turut mempengaruhi kehamilan biasanya terdiri dari :
Stressor. Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik.
Dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.
Yang terakhir adalah Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi. Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang ibu hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada. Perilaku makan juga harus diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah penting adalah personal hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara, dan pakaian yang menyerap keringat. Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik.
Yang patut diperhatikan adalah bahwa kehamilan bukanlah suatu keadaan patologis yang berbahaya. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang akan dialami oleh wanita usia subur yang telah berhubungan seksual. Dengan demikian kehamilan harus disambut dan dipersiapkan sedemikian rupa agar dapat dilalui dengan aman.
E. Perubahan Fisiologi Pada Ibu Hamil
1. Trimester I (Minggu 1-15) berat badan naik tiap minggu 0,5 kg
a. Perubahaan payudara: rasa nyeri,lembek dan rasa geli.
b. Sering kencing dan tidak bias ditunda.
c. Rasa letih,lesu,dan lemah
d. Mual dan muntah
e. Hidung tersumbat dan kadang-kadang terjadi mimisan keputihan
2. Trimester II (Minggu 16-27)berat badan tiap minggu 1 kg
a. Pigmentasi bertambah,jerawat dan kulit berminyak
b. Tai lalat bertambah dileher,dada,wajah,dan lengan
c. Kedua telapak tangan memerah
d. Sering pingsang
e. Perubahan kiulit pada abdomen: linia nigra dan stria gravidarum
f. Sembelit
g. Varices pada tugkai,nyeri sampai vulva dan hemoroid
3. Trimester III berat badan naik tiap 1 kg gram selama 3-4 minggu
a. Sesak nafas
b. Insomnia
c. Rasa kwatir dan lemas
d. Rasa tidak nyaman dan tertekan pada perineum
e. Kontraksi Braxton his
f. Kram betis
g. Edema kaki sampai tungkai

F. Sembilan Tanda Bahaya Kehamilan
1. Sakit kepala yang menetap ditakutkan hipertensi.
2. Oedemo pada wajah dan tungkai
3. Penglihatan kabur
4. Mual muntah
5. Pergerakan janin berkurang
6. Nyeri perut yang hebat
7. Keluarnya darah atau cairan dari jalan lahir
8. Demam
9. Kejang

BAB III
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Untuk membantu seorang ibu melalui kehamilan dan persalinan yang sehat, bidan harus : 1. Menbantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kedaruratan yang mungkin terjadi. 2. Mendeteksi dan mengobati komplikasi-komplikasi yang timbul selama kehamilan, baik yang bersifat medis, bedah atau obstetri 3. Memelihara peningkatan fisik, mental dan sosial ibu serta bayi dengan memberikan pendidikan, suplemen immunisasi 4. Membantu mempersiapkan ibu untuk menyusuai, melalui masa nifas yang normal, serta menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologi dan sosial.

B. Saran
Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap agar dapat menambah ilmu pengetahuan kepada pembaca. Oleh karena itu, harapan penulis kepada pembaca semua agar sudi kiranya memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun.



DAFTAR PUSTAKA
Kontjoro, T.,2005. Pengembangan Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan
Sebagai Strategi Dalam Peningkatan Mutu Klinis, Jurnal Manajemen
Pelayanan Kesehatan Vol.08/No3. Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri,
Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi/Rustam Mochtar; Editor, Defli Lutan, Ed 2 – Jakarta : EGC, 1998.

Kamis, 01 Agustus 2013

Hipertensi



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
             Tekanan darah tinggi/hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (jangka waktu lama).. Penyakit ini adalah salah stu jenis penyakit yang sangat berbahaya.
            Penderita hipertensi di dunia saat ini diperkirakan mencapai lebih dari 800 juta orang. Sebanyak 10-30 % dari jumlah penduduk dewasa hampir di setiap Negara.. Berdasarkan data Lancet (dalam McMarthy, 2010), jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia terus meningkat. Di India, penderita hipertensi mencapai 60,4 juta orang pada tahun 2002 dan diperkirakan 107,3 juta orang pada tahun 2025. Di China, 98,5 juta orang dan bakal jadi 151,7 juta orang pada tahun 2025. Di bagian lain di Asia, tercatat 38,4 juta penderita hipertensi pada tahun 2000 dan diperkirakan menjadi 67,4 juta orang tahun 2025. Di Indonesia, mencapai 17-21% dari populasi penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi  Di Indonesia banyaknya penderita Hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka  cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui factor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial.
B.     TUJUAN
            Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dengan tema “Lingkungan Hidup”. Selain itu makalah ini juga di harapkan bisa bermanfaat bagi semua pembacanya. Dengan membaca makalah ini di harapkan bisa menambah wawsan dan pengetahuan bagi para pembaca tentang “Hipetensi”.

C.     RUMUSAN MASALAH
         Hipertensi adalah penyakit yang harus di perhatikan,penyakit ini tidak boleh disepelekan. Berdasarkan latar belakang di atas, saya akan merumuskan beberapa masalah yaitu:
1.      Apa itu hipertensi ?
2.      Apa etiologi hipertensi ?
3.      Apa patofisiologi hipertensi ?
4.      Apa saja manifestasi klinis hipertensi ?
5.      Apa saja komplikasi hipertensi ?
6.      Bagaimana penatalaksanaan medis hipertensi ?
7.      Apa saja test diagnostic dari hipertensi ?
8.      Bagaimana cara pengkajian hipertensi ?
9.      Evaluasi ?
BAB II
TINJAUAN KASUS
A.    Format Laporan Kasus
Nama mahasiswa                     : Kismayanti
NPM                                       : 12701010046
Ruangan                                   :  puskesmas karang rejo / ruang tindakan
Pengkajian diambil tanggal     :  22 juli 2013

A.    IDENTITAS
1.      Nama
:
Tn. H
2.      Tempat,tanggallahir
:
Pinrang, 31 desember 1952
3.      Umur
:
61  tahun
4.      Jenis kelamin                     
:
Laki-laki  
5.      Agama/Suku                      
:
Islam/ bugis
6.      Pendidikan
:
Smp  
7.      Pekerjaan
:
Wiraswasta
8.      Alamat Pasien
Alamat keluarga yang bisa dihubungi
Telpon
Hubungan Dengan pasien                       
:
: -

: -
: -
Karang rejo RT. 14



Diagnosa Medik          : Hipertensi
Anamnesa                         

Keluhan Utama           : Lemas, dan kadang-kadang pusing

Sejak                           : klien merasakan lemas sejak bangun tidur di pagi hari ( tgl 11 juli 2013 )
Riwayat Penyakit Dahulu   : Rematik, hipertensi  

B.     PEMERIKSAAN FISIK
1)      Keadaan Sakit
Pasien tampak sakit ringan/sedang/berat/tampak tidak sakit
Alasan : komunikasi masih baik, pergerakan terbatas pada extremitas dextra lemah
2)      Tanda-tanda Vital
a.       Kesadaran : compos mentis
b.      Tensi         : 220/110 mmHg
c.       Nadi          : 92 X/menit
d.      Suhu         : 37oc
e.       Frek. Pernafasan : 20 X/ menit
f.       Hal mencolok yang ditemukan : Tekanan darah terlalu tinggi
3)      Pemeriksaan Sistematik
a.       Rambut               : pertumbuhan rambut merata, warna mulai beruban, tidak ada lesi
b.      Hidrasi Kulit       : tugor kulit kembali dalam 3 detik
c.       Palpebrae            : edema tidak tampak,dan tidak ada nyeri tekan.
d.      Cornea, Sclera dan Conjungtiva :
1.      Cornea                   :
2.      Sclera                    : tidak ikterik,
3.      conjungtiva           : tidak anemic,
e.       T.I.O                    : tidak ada peningkatan
f.       Pupil dan reflex cahaya : isokor dan reaksinya baik
g.      Visus                    : 6 / 6
h.      Hidung        : bentuknya simetris, septum berada di tengah
i.        Telinga ( pinna,canalis,Membaran tympani )
1.        Pinna                                 : simetris
2.        Canalis                              : bersih
3.        Membrane tympani           : utuh dengan refleks politser
j.        Test Pendengaran

Kiri
kanan
R


W


S


Kesimpulan : tidak dilakukan pemeriksaan
k.      Rongga mulut, gigi-geligi, lidah, tonsil, pharynx :
1.        rongga mulut        : bersih,
2.        gigi geligi              : tidak ada sisa makanan, benda asing, dan gigi palsu
3.        lidah                      : kotor dengan warna keputih-putihan   
l.        Kelenjar getah bening   : tidak dilakukan pemeriksaan
m.    Kelenjar tiroid               : tidak dilakukan pemeriksaan
n.      Kaku Kunduk/tengkuk  : positif / negatif
o.      Thorax dan Pernafasan
Inspeksi     :   bentuk thorax      : simetris / normal chest
                       Stridor +/-           : negatif
                        Ferkuensi           : 20 x/menit
Palpasi       :    vocal Fremitus   : normal
Perkusi      :    batas paru hepar  : tidak dilakukan pemeriksaan                        Kesimpulan         : tidak ada gangguan
Auskultasi :    suara Nafas         : vesikular
                       Suara ucapan       : -
                       Suara tambahan   : -
p.      Pemeriksaan jantung
Inspeksi     :    ictus Cordis              : tidak terlihat
palpasi       :    Ictus Cordis              :tidak dilakukan pemeriksaan
perkusi       :    batas atas jantung     : ics 2
                        batas kanan jantung  : ics 2-3
                        batas kiri jantung      : ics 3-4
auskultasi   :    A/BJ II-A         tunggal/ganda
                        P/BJ II-P           tunggal/ganda
                        T/BJ I-T            tunggal/ganda
                        M/BJ I-M          tunggal/ganda
                       BJ III (+)/(-)/irama gallop (+)/(-)
                       Bising jantung/murmur : (+)/(-)
                                                             Tempat  : -
                                                             Grade    : -
q.      Pemeriksaan abdomen
Inspeksi     :     bentuk                   : normal, datar
                         Banyangan vena   : tidak tampak
                         Benjolan/massa    : tidak ada benjolan / massa
                         Kulit abdomen     : tugor kulit baik, warna nya hitam coklat
Auskultasi :      Peristaltik            : 1X/menit
Palpasi      :       tanda nyeri          : tidak ada nyeri tekan
                          Massa                 : tidak ada massa
                         Hidrasi kulit        : pasien tidak hidrasi
                         R.Epigastrika      : tidak nyeri tekan
                         Titik MC Burney: tidak nyeri tekan
                         Hepar                  : tidak ada pembesaran hepar
                         Lien                     : tidak ada pembesaran lien
Perkusi    :        Ascites             : ( + ) / ( - )
                         Perkusi Ginjal  : tidak dilakukan pemeriksaan
r.        Kelenjar Limfe Inguinal, Genitalia, Anus
Kelenjar limfe        : tidak dilakukan pemeriksaan
Genitalia Eksterna  : tidak dilakukan pemeriksaan
Anus                       : tidak dilakukan pemeriksaan
s.       Lengan dan tungkai       
Edema                          : tidak ada edema
Rentang gerak              : bebas/terbatas/disertai nyeri simetris/tidak
Kekuatan otot           : berkurang pada extremitas kanan atas dan bawah 
Reflex fisiologik           : normal
Reflekx patofisiologik  : normal           babinski        : positif (+)
Kulit                              :Elastis, tidak ada lesi
t.        Payudara         
Inspeksi           :       retaksi         : tidak dilakukan pemeriksaan
                                Discharge    : tidak dilakukan pemeriksaan
                                Benjolan/massa     : tidak ada benjolan
Palpasi            :       massa           : tidak dilakukan pemeriksaan
Kelenjar limfe axilla :tidak ada nyeri tekan dan edema
u.      Collumna Vertebralis    
Inspeksi       : kelainan bentuk     : tidak ada kelainan bentuk
Palpasi         : nyeri tekan            : tidak ada nyeri tekan
                       Tempat                 : tidak ada
v.      Uji saraf Cranalis ( hanya pada pasien neurologik )
1.         N III ( Oculomolorius )  : pergerakan bola mata baik ke arah dalam, luar, atas dan bawah.
2.         N VII ( Fascialis )          : ekspresi otonya yaitu mengangkat alis, mencuburkan bibir masih baik
3.         N X ( Vagus )                : masih baik ovula berada di tengah
4.         N XI ( Aksesorius )        : mengangkat bahu kanan dan kiri tidak simetris, bahu kanan kekuatannya menurun
5.         N XII ( Hipoglossus )    : menjulurkan lidah berada di tengah.

C.     PEMERIKSAAN PENUNJANG   :
Tidak ada
D.    TERAPI/TINDAKAN YANG DILAKUKAN   :
Tidak ada terapi pasien di rujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan

B.  Tinjauan Teori Kasus
1. Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mm Hg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHg (Luckman Sorensen,1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih. (Barbara Hearrison 1997)
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolic lebih dari 90 mmHg.
2. Etilogi
 Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.Namun ada beberapa faktor yang mempengeruhi terjadinya hipertensi.
a.    Genetik   : Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.
b.    Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah     meningkat.
c.     Stress lingkungan.
d.     Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta pelabaran pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
a.       Hipertensi Esensial (Primer).
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.
b.      Hipertensi Sekunder.
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.
3.  Patofisiologi
Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diterukan ke sel jugularis. Dari sel jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah. Dan apabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah. Selain itu juga dapat eningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan Peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ organ seperti jantung.
4.  Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah meningkatkan tekanan darah > 140/90 mmHg, sakit kepala, epistaksis, pusing/migrain, rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang, lemah dan lelah, muka pucat suhu tubuh rendah.
5.  Komplikasi
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan, gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.
6.  Penatalaksanaan Medis
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis penatalaksanaan:
a.       Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1.      Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
2.      Aktivitas.
 Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.
b.      Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1.    Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2.    Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3.    Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4.    Tidak menimbulkan intoleransi.
5.    Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6.    Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium, golongan penghambat konversi rennin angitensin.
7.  Test diagnostic

a.       Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.
b.      BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
c.       Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
d.      Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.
e.      CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
f.        EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
g.        IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal, perbaikan ginjal.
h.      Poto dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran jantung.
8.  Pengkajian
a.          Aktivitas/ Istirahat.
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
b.      Sirkulasi
Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit
cebrocaskuler, episode palpitasi.
Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda.
c.       Integritas Ego.
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple (hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda : Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue perhatian, tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
d.      Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit ginjal pada masa yang lalu).
e.       Makanan/cairan
Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini (meningkat/turun)
Tanda : Berat badan normal atau obesitas, adanya edema, glikosuria.
f.       Neurosensori
Gejala : Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala, subojksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontan setelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur, epistakis).
Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek, proses piker, penurunan keuatan genggaman tangan.
g.       Nyeri/ ketidaknyaman
Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakit kepala.
h.      Pernafasan
Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea, ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyi nafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.
i.         Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.
j.        Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala: Faktor resiko keluarga: hipertensi, aterosporosis, penyakit jantung, DM. Faktor faktor etnik seperti: orang Afrika-amerika, Asia Tenggara, penggunaan pil KB atau hormone lain, penggunaan alcohol/obat.
Rencana pemulangan : bantuan dengan pemantau diri TD/perubahan dalam terapi obat.
IV. Evaluasi
Resiko penurunan jantung tidak terjadi, intoleransi aktivitas dapat teratasi, rasa sakit kepala berkurang bahkan hilang, klien dapat mengontrol pemasukan / intake nutrisi, klien dapat menggunakan mekanisme koping yang efektif dan tepat, klien paham mengenai kondisi penyakitnya.


BAB III
PEMBAHASAN

Selama penatalaksanaan di puskesmas karang rejo , tindakan pertama yang dilakukan yaitu melakukan pengukuran tanda-tanda vital pada klien. Karena pengukuran tanda-tanda vital yang didapatkan sangat tinggi yaitu pada tekanan darah 220/110 mmHg maka pasien dirujuk ke Rumah Sakit Umum Tarakan.

BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan.
1.      Hipertensi yaitu apabila tekanan darah seseorang tekanan sistoliknya 140 mmHg atau lebih atau tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih atau sedang memakai obat anti hipertensi.
2.      Gejala hipertensi yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epitaksis, marah, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang, dan pusing.
3.      Faktor resiko hipertensi terdiri dari faktor resiko yang tidak dapat diubah (umur, jenis kelamin, genetik) dan faktor resiko yang dapat diubah seperti : stres, konsumsi alkohol, merokok, konsumsi garam berlebih, obesitas.
4.      Hipertensi pada kehamilan banyak terjadi pada usia ibu hamil di bawah 20 tahun atau di atas 40, kehamilan dengan bayi kembar, atau terjadi pada ibu hamil dengan kehamilan pertama.
5.      Terapi hipertensi terdiri dari terapi non farmakologi (mengurangi faktor resiko serta modifikasi gaya hidup) dan terapi farmakologi (menggunakan obat-obatan).
B.     Saran.
                 Lakukan evaluasi terhadap terapi hipertensi dengan memelihara tekanan darah dan mengontrol faktor resiko hipertensi sehingga dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas.                  

Daftar Pustaka
1.      Jakarta : Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet edisi baru,Gramedi
2.      Depkes, Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik, Ditjen Bina Kefarmasian
3.      Dan Alat Kesehatan. PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT
4.      HIPERTENSI. 2006